Nabi Muhammad mendapat mukjizat berupa perjalanan ke langit ketujuh dalam satu malam yang disebut dengan Isra Mi’raj. Peristiwa ini  kerap dikisahkan sebagai hadiah Allah untuk Rasul-Nya yang sedang dilanda kesedihan karena ditinggal oleh istri dan paman tercintanya.
“Tahun ini peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW jatuh pada tanggal 8 Ferbuari 2024”.
Sepeninggalan istri tercintanya Khadijah dan paman tercintanya, Rasulullah juga mengalami tekanan dari kaum Quraisy. Tekanan-tekanan itu datang dari internal dan eksternal telah sempurna Rasulullah terima yang membuatnya terhimpit dari segala arah. Maka, Isra Mi’raj adalah cara Allah untuk menghibur hati Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam.
Isra dan Mi’raj secara sederhana dibagi ke dalam dua peristiwa, yakni Isra dan Mi’raj. Isra dimaknai dengan perjalanan malam hari yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dari Ka’bah (Makkah) menuju Baitul Maqdis (Yerusalam/Madinah). Sementara, Mi’raj dimaknai dengan kenaikan, di mana Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad SAW dari Baitul Maqdis melewati langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa Mi’raj ini yang nantinya memunculkan adanya perintah sholat wajib 5 waktu bagi umat Islam.
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”.
Sesungguhnya, peristiwa isra dan miraj termasuk peristiwa sejarah yang sangat dahsyat dalam islam. Bukti kemukjizatan dalam beberapa poin yakni:
Pertama, Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang tidak pernah terjadi dalam peristiwa lain, dimana Nabi Muhammad melakukan teleportasi (pengalihan materi dari satu titik ke titik lain tanpa melewati jarak antara kedua titik) dengan jasad dan ruh. Dalam kisah Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad diperlihatkan oleh Allah tempat terakhir manusia yakni surga dan neraka, diperlihatkan peristiwa akhir zaman. Hal ini hampir sama dengan peristiwa Ashabul Kahfi atas izin Allah bahwa penghuni gua telah tidur selama 300 tahun.
Perbedaannya adalah penghuni gua melakukan perjalanan 300 tahun mendatang dan tidak ke masa awal mereka tidur, sedangkan Nabi Muhammad melakukan perjalanan sampai hari kiamat dan kembali ke masanya lagi. Dari peristiwa ini menunjukkan tanda kuasa Allah kepada umat manusia bahwa waktu bersifat tidak pasti.
Kedua, Tersirat dari peristiwa Isra’ Mi’raj adalah mengenai salat dan masjid. Kita mengetahui bahwa peristiwa ini melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa padahal kita meyakini bahwa Allah bisa berkendak untuk langsung mengantar Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya masjid yang secara maknawi bukan hanya sekedar tempat melainkan ruh dan aktivitas.
Ketiga, Peristiwa Isra’ Mi’raj memberi pengertian tentang persitiwa kehidupan umat Islam yang beriman. Atas peristiwa ini Nabi Muhammad dinistakan oleh kaumnya, beliau dianggap berhalusinasi karena menunjukkan perjalanan yang tidak masuk akal dan hanya orang-orang beriman yang mempercayai kisah Isra’ Mi’raj ini.
Dari kisah inspiratif Isra Mi’raj dapat disimpulkan bahwa hikmah yang bisa diambil salah satunya dalam kisah Nabi Muhammad SAW yang kehilangan dua orang penting yakni Khadijah, istrinya dan Abu Thalib, pamannya. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mendapati teror secara fisik dari orang-orang Quraisy dan tidak mendapat perlindungan dari orang Madinah.
Atas kejadian demi kejadian yang dialami Nabi Muhammad SAW selayaknya dengan manusia biasa tentu mengalami kebuntuan, maka Allah menghibur Nabi Muhammad dengan memperjalankannya ke langit.
Hikmah terkahir adalah pentingnya iman. Sebagai manusia biasa kita tidak akan percaya kepada kemukjizatan kalau tidak ada keimanan dalam hati. Maka iman adalah modal utama seseorang berkehidupan dalam naungan islam.

 

 

 

×

Selamat datang di SMANKAB

× Chat Kami